PULAU PURA: 2010

SELAMAT DATANG DI BLOG PULAU PURA

SELAMAT DATANG DI BLOG PULAU PURA : Melihat,Mengenal, Memandang dan Menikmati lebih dekat Pulau Pura. "NIVFA, NIMANG, KAKU E SERANG NAUNG MA E PI TENANG ELI MULE NOA"

BERANDA BUDAYA
GALERI FOTO
PROFIL KEC/DESA/KEL PULAU PURA
LAGU LAGU PURA
PROFIL TOKOH PURA
pulaupura

Rabu, 28 Juli 2010

GALERI FOTO

Foto Gereja Lama Ebenhaeser Apuri

Diposting oleh Mengenal Pura lebih dekat di 14.13 1 komentar

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!Bagikan ke X Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Postingan Lebih Baru Beranda

Langganan: Postingan (Atom)

Arsip Blog

▼ 2010 (1)
- ▼ Juli (1)
  - GALERI FOTO

Dari Generasi ke Generasi

PIGURA

Walter Datemoli, SE

Free Blog Content

PULAU PURA

Profil

Mengenal Pura lebih dekat: Pulau Pura adalah salah satu pulau yang berada di Kabupaten Alor daiapit oleh dua pulau besar dan beberapa pulau kecil yakni di sebelah barat yakni Pulau Pantar di sebelah timur Pulau Alor di sebelah utara Pulau Retta/Ternate dan disebelah bselatan pulau Tereweng. Posisi Geografis Pulau Pura . 124.18’26″- 124.22’38″ 8.16’12″-8.19’48″ dengan wilayah 2,816 km2 Kondisi umum pulau Pura adalah pemukiman desa, lahan terbuka, hutan, perkebunan, padang rumput/savana, lading. Jumlah penduduk Pulau Pura adalah 5.473 Jiwa. Pulau Pura adalah wilayah yang berbatu-batu dan dan tingkat kemiringan 60 derajat. Mata pencarian masyarakat Pulau Pura adalah petani musiman dan nelayan. Pulau Pura adalah wilayah kecamatan kepulauan yaitu Kecamatan Pulau Pura, Kematan Pulau Pura terdiri dari 5 Desa dan 1 Keluarahan yakni Kelurahan Pura di Limarahing, Desa Pura Barat di Melangwala, Desa Pura Timur di Harilolong, Desa Pura Selatan di Retta, Desa Maru di Apuri, Desa Pura Utara di Dadibira. Pura juga memiliki kehindahan alam yang luar biasa yakni pemadangan di gunung Maru dan taman laut yang indah sudah banyak dikunjungi oleh para turis maca negara

Lihat profil lengkapku

Peta Kabupaten Alor

INFORMASI DAN PERKEMBANGAN TENTANG ALOR ADA DISINI. SILAKAN KLIK BLOG DI BAWAH INI

www.alorpos.blogspot.com
www.ombaynews.blogspot.com

BERANDA BUDAYA & PANORAMA PULAU PURA........Lihat dan kenanglah.

Seperti pada umumnya di Alor, moko masih menjadi mas kawin orang Pura

Bubu di laut

Proses pembuatan arak tradisional/Sopi Pura. Tuak dimasak dengan menggunakan periuk tanah dan pipa penyublinannya menggunakan bambu.

Rumah masak tuak alias LAHA

Cari Meting (Iming tang)- Sumber ADP

Kondisi Alam Pulau Pura

Camat Pulau Pura Yos Wakano dan Mantan Kepala Desa Pura Niko Dopong

Kantor Camat Pura di Bolamelang

Panah ikan (ab atapa)

Pelabuhan

Salah satu pesisir pantai di Pura

Om Angky lagi panah ikan di Apilela

Orang Pura lagi panah ikan di dalam laut

Makan tradisional Pura. Jagung bose dan ikan bakar (Batar polang e ab ia)

Seorang nelayan Pulau Pura sedang mengambil bubu

Alat penangkapan ikan tradisional orang Pura yaitu Bubu

Kehidupan masyarakat yang penuh solidaritas, kekeluargaan dan gotong royong

Alat Transportasi di Pulau Pura

Seremonial Adat

Makan Adat. Tampak Camat Pulau Pura berada di kepala meja dalam suatu acara makan adat di Pura

Sebaiknya Anda Tahu...........

Makan Adat

Makan adat di Pura dilakukan pada perayaan pesta pernikahan atau pembangunan rumah. Makan adat di Pura bukan saja sekedar resepsi tetapi sudah merupakan bahagian dari seremonial adat. Sebagai seremonial adat tentu makan adat memiliki aturan yang tidak boleh dilanggar. Makan adat dilakukan oleh para undangan di atas meja makan dan bangku yang terbuat dari bambu (Bale-bale) panjangnya kira-kira 5 meter bisa lebih. Sebelum makan kepala meja ditempati oleh orang yang lebih tua atau dituakan atau undangan terhormat. Pembuakaan makan dipimpimpin oleh salah seorang yang lebih tua (biasa tua adat) ditandai dengan pemukulan piring menggunakan sendok. Segala lauk pauk disediakan dengan jumlah yang lebih dari cukup. Bagi para undangan yang mengikuti makan adat harus menyisahkan satu sendok makanan untuk acara penutupan makan adat jika seseorang yang mengikuti makan adat menghabiskan semua sisa makannya maka ia dianggap ingin menambah porsi makanannya dan para penjamu tanpa harus pemberitahuan menambah nasi atau lauk yang telah habis di santap diatas piring, dan wajib dimakan. Penutupan acara makan adat ditandai dengan teriakan "Garak" . Mendengar teriakan garak maka para undangan yang mengikuti makan adat segera habiskan sisa makanan yang berada di atas piring. Acara dilanjutkan dengan nasihat/petuah atau tutur sejarah dan adat yang bertujuan mempererat hubungan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh salah seorang tua adat atau orang yang dituakan. Setelah mendapat nasihat/petuah atau sejarah dan adat acara makan adat diakhiri dengan menyanyikan salah satu syair lego-lego "ma pi tenang eli mule noa" (mari kita satu hati satu kata hidup damai dan saling berdampingan) . Bagaimana menarikkan. Mau coba ?. Silakan datang di Pulau Pura.

Transportasi

Perahu Motor Malea Rute Apuri-Kalabai PP

Walter Datemoli, SE. Gambar tema oleh compassandcamera. Diberdayakan oleh Blogger.